lareddepathways.com – Dalam konteks kebudayaan Jawa, astronomi bukan hanya sekedar studi tentang bintang dan planet, tetapi juga merupakan bagian integral dari sistem pengetahuan yang digunakan untuk menentukan waktu dan musim. Sistem ini dikenal dengan sebutan pranata mangsa, yang didasarkan pada pengamatan pergerakan rasi bintang.
Pranata mangsa, sebagaimana dikemukakan dalam buku ‘Pranata Mangsa Dalam Tinjauan Sains’ (2018), merupakan salah satu bentuk pengetahuan sains kultural yang menghubungkan manusia dengan lingkungan alam. Kearifan ini digunakan untuk memahami dan meningkatkan rasa saling menghormati dan memiliki terhadap bumi.
Secara terminologi, pranata mangsa terdiri dari dua kata, yaitu pranata yang berarti aturan, dan mangsa yang berarti waktu atau musim. Konsep ini digunakan sebagai pedoman dalam menentukan musim, yang sangat penting dalam aktivitas pertanian dan perikanan.
Di antara rasi bintang yang memiliki peran penting dalam pranata mangsa adalah lintang waluku. Berdasarkan perspektif astronomi Jawa, lintang waluku identik dengan rasi bintang Orion, yang terkenal dengan tiga bintang sejajar yang membentuk sabuk rasi tersebut.
Dalam astronomi internasional, rasi bintang Orion dikenal sebagai bentuk seorang pemburu Yunani bernama Orion. Akan tetapi, dalam konteks Jawa, rasi bintang ini tidak diinterpretasikan sebagai seorang pemburu, melainkan lebih diidentifikasi dengan alat pertanian yang dikenal sebagai luku.
Peran lintang waluku dalam pranata mangsa, sebagaimana dijelaskan dalam Slisir Mareng Tenggereng, adalah sebagai penanda musim bagi petani untuk menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi.
Dari sudut pandang astronomi modern, rasi bintang Orion atau lintang waluku muncul di ufuk timur pada bulan Desember setiap tahunnya, setelah matahari terbenam. Rasi ini terlihat selama enam bulan, bergerak ke barat, dan akhirnya tidak terlihat lagi pada bulan Mei-Juni.
Kemunculan lintang waluku bertepatan dengan perubahan musim di Indonesia, yaitu musim penghujan pada akhir tahun hingga awal tahun berikutnya. Ini adalah waktu yang sangat sesuai bagi petani untuk melakukan penanaman padi, menunjukkan ketepatan pranata mangsa dalam memanfaatkan astronomi Jawa untuk kegiatan pertanian.