lareddepathways – Kepolisian melaporkan bahwa kerusuhan antarpenghuni di Jalan Basuki Rachmat, yang dikenal sebagai Bassura, di wilayah Jakarta Timur, telah mengakibatkan cedera pada lima anggota kepolisian. Kejadian ini bukanlah yang pertama, dengan insiden serupa yang telah berulang kali terjadi selama sembilan tahun terakhir.
“Dari data yang kami kumpulkan, sudah sembilan tahun berlangsungnya kejadian ini. Terjadi lagi semalam, dipicu oleh hal-hal yang sebenarnya tidak signifikan,” ungkap Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kapolres Metro Jakarta Timur, dalam sesi wawancara dengan media pada hari Minggu (28/1/2024).
Nicolas menjelaskan bahwa kepolisian telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kejadian ini. Salah satu inisiatif hari ini adalah pertemuan antarkedua pihak yang terlibat untuk membuat deklarasi perdamaian.
“Langkah yang kami ambil adalah mengadakan rekonsiliasi, di mana ada deklarasi damai. Kedua pihak diharapkan dapat bersepakat untuk hidup berdampingan dengan damai dan tidak mengulangi tindakan seperti tawuran atau bentuk konflik lain,” katanya.
Kepolisian juga merencanakan pemasangan CCTV dan pos pengawasan untuk memonitor lokasi tersebut guna mencegah kejadian serupa. Nicolas menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil jika kesepakatan damai dilanggar.
“Inisiatif yang diusulkan termasuk pembatasan jalan, pembangunan pagar taman, pembangunan pos bersama, pemasangan CCTV di sekitar tempat kejadian perkara, dan peningkatan penerangan di area tersebut,” tambahnya.
“Kami berharap kedua pihak dapat memahami dan melaksanakan kesepakatan ini. Jika komitmen ini dilanggar, kami akan mengambil langkah tegas sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegasnya.
Kerusuhan yang terjadi di Bassura itu bermula dari perkelahian yang diprovokasi oleh tindakan saling ejek antara kelompok pemuda dari kedua pihak.
“Insiden ini dipicu oleh saling ejek antara pemuda dari kedua pihak (penghuni RW 01 dan RW 02),” jelas Nicolas.
Menurut kesaksian yang diberikan kepada polisi, salah satu pihak diserang dengan batu dan kembang api oleh pihak lain. Hal ini memicu reaksi balasan, dan akhirnya perkelahian besar pun terjadi.
“RW 01 diserang dengan batu dan kembang api oleh warga RW 02. Ini menyebabkan warga RW 01 melakukan serangan balik,” tuturnya.