lareddepathways.com – Mayoritas mata uang Asia mengarah ke penurunan mingguan, meskipun tidak mengalami perubahan signifikan pada perdagangan Jumat (10/5/2024), seiring dengan optimisme terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga AS yang dipicu oleh indikasi penurunan pasar tenaga kerja.
Data Refinitiv menunjukkan bahwa dari delapan mata uang Asia yang dipantau, hanya baht Thailand, ringgit Malaysia, dan peso Filipina yang berhasil menguat terhadap dolar AS, sementara Yen Jepang, India Rupee, China Yuan, dan Korea Won mengalami koreksi.
Perdagangan mata uang rupiah Indonesia, pada hari tersebut, tidak aktif karena sedang dalam libur cuti bersama untuk Hari Kenaikan Yesus Kristus.
Pasar valuta asing Asia mengalami penurunan setelah dolar AS melemah akibat sikap dovish Federal Reserve AS menyusul data pekerjaan yang di bawah perkiraan untuk bulan April. Meskipun Ringgit Malaysia mengalami pergerakan yang relatif datar minggu ini setelah kenaikan sebelumnya, bank sentral mempertahankan suku bunga stabil, menyatakan bahwa performa ringgit tidak mencerminkan kondisi ekonomi yang mendasar.
Dolar Singapura menuju pekan terburuk sejak awal April dengan penurunan 0,3%, sedangkan dolar Taiwan siap untuk mengalami penurunan mingguan keempat berturut-turut. Di sisi lain, saham di Asia mengalami kenaikan setelah data Kamis menunjukkan klaim pengangguran AS yang lebih tinggi dari perkiraan, menguatkan ekspektasi pemotongan suku bunga, sementara di Indonesia, pasar keuangan tutup karena libur cuti bersama.