Pernyataan Ketua GP Ansor tentang Keributan Pengajian
lareddepathways – Addin Jauharudin, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, angkat bicara mengenai kekacauan yang terjadi pada sebuah pengajian yang diisi oleh Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam, di Perumahan Purimas, Surabaya. Addin menegaskan bahwa GP Ansor tidak memiliki kecenderungan untuk menolak atau membubarkan pengajian agama Islam, melainkan berdiri teguh melawan aksi-aksi intoleransi.
Klarifikasi Sikap GP Ansor
Addin menjelaskan bahwa apa yang terjadi merupakan reaksi tegas dari anggota GP Ansor terhadap kegiatan yang dianggap menyuarakan intoleransi dengan kedok acara keagamaan yang berpotensi merendahkan ajaran dan praktik keagamaan dari warga Nahdliyin (pengikut Nahdlatul Ulama).
Respons atas Pengajian yang Kontroversial
Respon Addin datang sebagai tanggapan atas kontroversi yang muncul di Surabaya, yang dipicu oleh pengajian dengan penceramah yang dituding sering memojokkan ajaran dan praktik keagamaan Nahdlatul Ulama, terutama karena pengajian tersebut diadakan di area dengan mayoritas penduduk yang mengikuti ajaran NU.
Pernyataan Komitmen Ansor dan Banser
Addin menegaskan komitmen Ansor dan Banser dalam menjaga pengajian, dengan catatan bahwa mereka akan tetap tegas dan tidak akan mundur dalam menghadapi acara-acara yang dipandang mengancam identitas kebangsaan Indonesia, mengandung unsur intoleransi, mempropagandakan narasi radikal, atau merendahkan amaliyah Nahdlatul Ulama.
Temuan Tim Investigasi GP Ansor
Setelah penurunan tim investigasi ke lapangan, GP Ansor mendapati adanya pelanggaran komitmen yang telah disepakati oleh kedua pihak, menurut Addin. Ini mencakup penemuan bahwa panitia acara telah melanggar perjanjian dengan tetap mendatangkan Syafiq Riza Basalamah sebagai penceramah.
Keseluruhan situasi ini menyoroti dinamika internal organisasi keagamaan di Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola perbedaan pandangan keagamaan dalam konteks yang menghargai pluralisme dan toleransi.